Monday, September 7, 2009

Islam Bukan Alat Penampal Kebocoran Sistem Kontemporari Yang Cacat Di Sana Sini

Setiap sistem mempunyai falsafah dan gagasannya tentang kehidupan. Setiap sistem mempunyai masalah-masalah yang timbul dari penerapannya dan mempunyai persoalan-persoalan yang sesuai dengan watak dan pengaruhnya di alam nyata. Demikian pula setiap sistem mempunyai penyelesaian-penyelesaian untuk menghadapi persoalan dan masalah yang timbul dari watak dan metodnya.
Jadi tidak logik dan juga tidak adil, kalau dari sistem tertentu diminta penyelesaian dari masalah-masalah yang tidak ditimbulkannya sendiri, tetapi ditimbulkan oleh satu sistem lain yang berbeza watak dan metodnya dari sistem itu.Logika yang rasional akan berpendapat: siapa yang bermaksug meminta pendapat dari suatu sistem tertentu dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, maka sistem ini harus dilaksanakan terlebih dahulu dalam kehidupan. Setelah itu baru dilihat apakah masalah-masalah itu masih ada atau menghilang, atau berubah bentuk dan unsurnya. Hanya di saat inilah kita mungkin meminta pendapat dari sistem ini, mengenai permasalahan-permasalahan yang timbul sewaktu pelaksanaannya.
Islam adalah suatu sistem kemasyarakatan yang lengkap, yang segi-seginya saling berjalinan dan saling menyokong. Sistem ini berbeza wataknya dan gagasan-gagasannya tentang kehidupan dan cara-cara pelaksanaannya dari sistem Barat misalnya, dari sistem yang kita pakai sekarang ini. Perbezaan ini bersifat pokok dan menyeluruh. Sudah pasti sistem Islam itu tidak ikut serta dalam menimbulkan persoalan-persoalan yang terdapat dalam masalah sekarang ini. Persoalan-persoalan itu timbul dari watak dari sistem-sistem yang dilaksanakan dalam masyarakat kini dan timbul kerana dijauhkannya Islam dari segenap segi kehidupan.
Tetapi setelah itu, Islam kerapkali ditanya atau diminta pendapatnya mengenai permasalahan yang berbangkit. Islam diminta untuk mengemukakan penyelesaiannya. Ia diminta untuk mengeluarkan pendapat tentang masalah yang tidak ditimbulkannya, dan ia tidak ikut serta menimbulkannya. Hairan sekali kenapa Islam diminta pendapatnya dalam suatu negara di mana sistem Islam itu tidak dilaksanakan seperti masalah-masalah wanita di Parlimen, wanita dan pekerjaan, wanita dan pergaulan bebas, masalah seks para pemuda dan lain-lain. Orang-orang meminta agar Islam mengeluarkan pendapat dalam masalah ini adalah orang-orang yang tidak suka kalau Islam itu memerintah, malah mereka takut sekali untuk membayangkan saat-saat kalau-kalau pemerintahan Islam itu datang menguasai kehidupan.
Dan yang lebih aneh lagi, jawaban diberikan oleh ulama-ulama Islam, dan kesediaan untuk ikut serta dalam permasalahan serta perdebatan tentang hukum Islam, dalam perincian-perincian masalah seperti itu, membahas persoalan-persoalan sedemikian dalam suatu negara yang tidak diperintah oleh Islam dan sistem Islam tidak dilaksanakan. Apakah urusan Islam kini dengan masuknya wanita ke Parlimen? Apa ursan Islam dengan pemuda dan pemudi bergaul bebas atau tidak? Apaka urusan Islam mengenai wanita bekerja di luar rumah atau tidak? Apa hubungan Islam dengan persoalan-persoalan yang dipunyai oleh sistem-sistem lain yang dilaksanakan dalam masyarakat yang tidak percaya kepada Islam dan tidak suka kepada pemerintahan Islam?
Islam adalah suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jadi Islam dapat diambil sebagai suatu keseluruhan dan dapat pula ditinggalkan sebagi suatu keseluruhan, tetapi jika ia diminta untuk mengeluarkan suatu pendapat dalam urusan yang kecil-kecil, tetapi sama sekali tidak diperhatikan masalah prinsip yang besar-besar yang menjadi dasar kehidupan masyarakat, maka masalah kecil itu tidak boleh diterima oleh umat Islam, jangankan dari golongan ulama untuk diselesaikan secara Islam.
Jawaban yang harus diberikan kepada setiap orang yang meminta pendapat tentang suatu persoalan perincian dan masalah-masalah yang terdapat pada masyarakat-masyarakat yang tidak percaya kepada agama Islam dan tidak mengakui hukum Islam adalah seperti berikut:
Pertamanya, jadikan Islam memerintah seluruh kehidupan. Kemudian setelah itu baru diminta pendapat Islam tentang persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh Islam itu sendiri, bukan yang ditimbulkan oleh suatu sistem lain yang bertentangan dengan Islam.Islam mendidik manusia dengan suatu pendidikan tertentu dan memerintah manusia dengan suatu hukum tertentu, mengatur masalah-masalah mereka atas dasar-dasar tertentu, menciptakan unsur-unsur kemsyarakatan, perekonomian dan perasaan tertentu Jadi pertama-tama:
Laksanakanlah Islam itu sebagai suatu keseluruhan, dalam sistem hukum dan pemerintahan, dalam dasar-dasar perundangan, dan dalam prinsip-prinsip pendidikan.Setelah itu baru kita dapat melihat apakah masalah-masalah yang tanyakan itu masih ada dalam masyarakat, atau menghilang dengan sendirinya. Tetapi sebelum hal ini dilakukan, apa hubungan Islam dengannya, dengan semua masalah yang tidak akan pernah dikenal oleh suatu masyarakar Islam yang sebenar?
Ciptakanlah masyarakat Islam yang diperintah oleh hukum Islam dan prinsip-prinsip Islam, didiklah pemuda dan pemudi dengan didikan Islam yang sesungguhnya, di rumah, di sekolah, dalam masyarakat, dan ciptakanlah jaminan-jaminan kehidupan yang telah ditentukan oleh Islam untuk semua orang, realisasikan keadilan Islam yang telah diwajibkannya untuk semua orang. Baru setelah itu kita bertanya kepada para wanita: apakah ia masih ingin untuk ikut serta ke Parlimen? Atau ia tidak merasa perlu lagi untuk turut serta di dalamnya kerana jaminan-jaminan yang ada telah cukup?
Tanyakan kepada wanita-wanita itu: Apakah ia masih ingin untuk keluar bekerja di pejabat-pejabat pemerintah? Ia tidak akan ingin bekerja, kerana keperluan hidupnya tidak memerlukannya lagi. Tanyakanlah kepadanya: apakah ia ingin bergaul bebas dengan laki-laki? Untuk menghias diri dan memperlihatkan bahagian-bahagian badan? Atau apakah pendidikannya di waktu itu memeliharanya dari naluri-naluri kebinatangan, dari hawa nafsu kebinatangan dan perasaannya akan menyerunya untuk bertindak dengan penuh tata kesopanan, kerana ia merasa malu kepada Allah?
Pada saat-saat tertentu ada orang-orang bertanya: apakah kita akan memotong ribuan tangan pencuri setiap tahun demi untuk melaksanakan hukum Allah? Orang-orang ini juga melakukan kesalahan yang sama. Sedangkan orang-orang yang menjawabnya dengan fiqh Islam telah melakukan dua kesalahan sekaligus:Ribuan pencuri yang terdapat setiap tahun bukanlah akibat dari masyarakat Islam dan juga bukan dari sistem Islam. Ia adalah hasil dari suatu masyarakat lain yang telah mengusir Islam dari kehidupannya, dan telah melaksanakan suatu sistem kemasyarakatan lain yang tidak dikenal oleh Islam.
Para pencuri iru adalah produk dari satu masyarakat yang mewujudkan orang-orang lapar dan miskin,tanpa mengemukakan penyelesaian dari masalah yang mereka hadapi, suatu masyarakat yang tidak menyediakan makanan yang cukup untuk jutaan orang, tidak mendidik jiwa kemanusiaan, dan tidak menghubungkan seluruh kehidupan dengan Allah dan juga tidak dengan syari’at Allah.
Sedangkan masyarakat Islam adalah satu masyarakat lain: satu masyarakat suatu masyarakat masyarakat di mana setiap individu dijamin rezekinya, baik yang bekerja atau yang mengganggur, baik yang kuat mahupun yang lemah, baik yang sihat mahupun yang sakit. Suatu masyarakat yang setiap tahunnya mengambil satu perduapuluh daripada modal, bukan dari keuntungan, untuk kepentingan perbendaharaan negara. Setelah itu diambil lagi, tanpa ikatan dan syarat, semua wang yang diperlukan oleh negara untuk memelihara masyarakat dari penyakit atau menjamin kesihatan.
Jadi laksanakanlah sistem itu terlebih dahulu. Setelah itu baru dilihat berapa orangkah lagi yang memerlukan pertolongan. Berapa ramaikah lagi pencuri yang melakukan pencurian, sedangkan perutnya dipenuhi oleh makanan dan hatinya dipenuhi keimanan.Demikian pula ada yang bertanya kepada kita tentang masalah seks di kalangan pemuda, jikalau mereka mengikuti ajaran-ajaran Islam.
Orang-orang ini melihat kehidupan para pemuda yang hidup dalam suatu masyarakat yang bukan Islam. Segala yang terdapat di sana merangsang naluri mereka. Segala yang terdapat di sana membangkitkan syahwat mereka. Lalu mereka meminta pendapat-pendapat Islam tentang masalah-masalah yang dihadapi itu?Dalam masyarakat Islam tidak terdapat pemudi-pemudi yang berbaju separuh telanjang, wanita-wanita yang suka menggoda orang lain atau digoda, yang berkeliaran di setiap tempat, menyebarluaskan fitnah dan kekacauan, dan semuanya yang bersifat kesyaitanan. Dalam masyarakat Islam tidak terdapat gambar-gambar telanjang, filem-filem dan nyanyian-nyanyian cabul, seperti filem-filem dan nyanyian Abdul Wahab dan kuncu-kuncunya.
Dalam masyarakat Islam tidak terdapat media yang menyiarkan gambar-gambar telanjang, kata-kata yang cabul dan lawak-lawak yang cabul yang dapat dijumpai disetiap tempat. Dalam masyarakat Islam tidak terdapat minuman keras, yang mendorong manusia membuat hal-hal yang kurang sopan, yang dapai memenuhi keinginan nafsu buas kesyaitanan. Akhirnya masyarakat Islam itu akan mempersiapkan pemuda untuk hidup bersuami-isteri dengan cepat, kerana perbendaharaan negara akan membantu orang-orang yang inginkan hidup yang lebih baik dalam sebuah rumah tangga.
Jadi kalau kita ingin mendapatkan gambaran pendapat Islam tentang masalah seksual di kalangan pemuda pemudi, pertama-tama laksanakanlah sistem Islam secara keseluruhan. Baru setelah itu dilihat, bukan sebelumnya, apakah para pemuda pemudi masih mempunyai masalah dalam hal seks atau tidak.Saya menganggap semua persoalan yang diajukan kepada Islam mengenai suatu persoalan yang tidak ditimbulkan oleh sistem Islam, pada waktu itu Islam diusir dari segala bidang kehidupan, saya menganggap semuanya ini mempermain-mainkan Islam dan memperolok-olokkan Islam.
Dan saya juga berpendapat bahawa jawaban yang diberikan kepada pertanyaan-pertanyaan seperti itu sama dengan ikut serta memperolok-olokkan Islam yang dilakukan oleh para ahli yang memberikan fatwa.
Orang-orang yang berteriak-berteriak sekarang ini, agar wanita diberi hak untuk memilih dan dipilih, atas nama Islam, atau memanjangkan bajunya atau lengan bajunya atas nama Islam, maka saya minta maaf kalau saya katakan, walaupun saya amat memuliakan maksud baik dari orang-orang yang menyatakannya: mereka itu telah menjadikan Islam objek olok-olok dan sesuatu yang ditertawakan, kerana mereka membatasi semua perincian-perincian kecil seperti ini.
Semua potensi mereka harus diarah kepada pelaksanaan sistem Islam dan hukum Islam dalam segala segi kehidupan. Mereka seharusnya menuntut agar sistem Islam itu menguasai sistem masyarakat dan undang-undang internasional. Pendidikan Islam itu harus menguasai sekolah-sekolah, rumah tangga dan masyarakat. Islam harus diambil sebagai sebagai suatu keseluruhan dan dibiarkan untuk melakukan kegiatannya di dalam kehidupan secara total. Inilah yang lebih sesuai demi kehormatan Islam dan kehormatan orang-orang yang menyeru kepada Islam.
Ini kalau mereka benar-benar ingin bersungguh dalam hal ini,kalau mereka benar-benar ikhlas dalam berdakwah. Tetapi kalau yang dimaksudkan adalah hanya untuk ribut-ribut dan menarik perhatian, dan dalam pada itu berada dalam keadaan aman, tidak memikul risiko sedikit pun, maka ini adalah persoalan lain, yang saya inginkan agar sekurang-kurangnya badan-badan dan kelompok-kelompok Islam tidak harus terlibat dengannya.
Assyahid Syed Qutb,
Disunting oleh AlKundangi
Dari kitab: Dirasatul Islamiyyah.
6.9.2009.http://alkundangi.blogspot.com

1 comment:

  1. Salam perkenalan buat Tuan rumah. Apakhabar ? Semoga kita mendapat lebih barakah di bulan Ramadan ini. :)

    ReplyDelete